Tuesday 14 October 2014

Istigfar Kunci Dapat Jodoh dan Rizki Lancar

Istigfar Kunci Dapat Jodoh dan Rizki Lancar

Menghadapi kesulitan hidup karena kebutuhan yang mendesak dan rezeki yang sempit kadang membuat kepala terasa mau pecah.  Segala usaha telah dicoba tapi tak juga memberikan hasil yang memuaskan.  Segala do'a telah dipanjatkan tapi keadaan tak juga kunjung berubah.. Lantas apa yang harus dilakukan? Lanjutkan baca artikel ini, mudah2an bermanfaat dan jadi solusi dunia akhirat.

Istghfar memiliki banyak faidah di kehidupan akhirat dan dunia. Istghfar menjadi sebab datangnya maaf dan ampunan Allah atas dosa dan kesalahan. Sedangkan dosa menjadi sebab berbagai kesulitan di dunia dan akhirat. Maka bagi siapa yang Allah ampuni dosa-dosanya karena sebab istighfarnya, Allah akan menghindarkan darinya kesulitan dunia dan ahirat. Sebaiknya, Allah akan berikan berbagai kemudahan dan keberkahan.

Allah Ta’ala berfirman tentang petuah Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada umatnya agar banyak istighfar, “Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuuh: 10-12)

Allah menerangkan tentang titah Nabi Hud kepada kaumnya untuk Istghfar, “Dan (Hud berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”. (QS. Huud: 52)

Dalam hadits disebutkan,
Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Namun terkadang ada seseorang yang beristighfar, motifasi utamanya, untuk mendapat jodoh, mendapat perkerjaan, atau supaya rizkinya lancar. Tidak banyak Istghfar sebelumnya dan tidak menjalankannya lagi sesudah tercapai harapannya. Bagaimana status orang yang beristighfar semacam ini?

Pada dasarnya, Istghfar termasuk amal akhirat. Artinya amal yang harapan balasannya nanti di akhirat. Yaitu, agar dosa-dosa diampuni, diselamatkan dari neraka, diberi pahala besar oleh Allah, dan dimasukkan surga. Maka seseorang yang beristighfar haruslah menargetkan tujuan akhirat tadi. Jika ini dilakukan, maka manfaat-manfaat duniawi akan turut.

Karenanya, tidak boleh menjadikan manfaat duniawi sebagai tujuan utama dari amal ini, misal: memperbanyak Istghfar agar cepat mendapat jodoh, kesembuhan, pekerjaan, atau tujuan lainnya. Sementara tujuan akhirat tidak terbersit dalam hati.

Orang yang menjadikan dunia sebagai tujuannya dalam amal akhirat diancam dengan kerugian di kehidupan kekal abadi. Dia tidak mendapat apa-apa dari amal shalihnya itu kecuali neraka.
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 200)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Huud: 15-16)

Sedangkan jika dirinya menghendaki pahala di akhirat dan berharap manfaat di dunia sesuai petunjuk dari nash maka tidak mengapa. Namun jika harapan kebaikan duniawinya lebih besar, tingkat keimanan dan keikhlasannya berkurang. Pahala amalnya itu pun berkurang karena hilangnya kesempurnaan ikhlas.

No comments: