Hindari ucapkan hal ini pada anak
1. "Jangan ganggu mama"
Anak-anak seringkali tidak bisa
membiarkan mamanya tidak memperhatikan mereka. Akibatnya, saat mama
perlu menyelesaikan banyak hal, si kecil bisa mengganggu mama. Tanpa
sadar Anda melontarkan kalimat ini, "Jangan ganggu Mama!”
Jika
terbiasa mendengar kalimat ini, mereka dapat merasa ditolak dan belajar
benar-benar tidak ‘menyentuh’ Anda lagi. Parahnya, perasaan ini bisa
mempengaruhi perkembangannya. Ia menjadi malas berbagi cerita dengan
Anda. Ia bisa berpikir,
"Mama kan, tidak mau diganggu.
Lantas
kalimat apa yang sebaiknya diucapkan Anda mungkin bisa mencoba untuk
memberi peringatan kepada anak-anak sebelum mulai bekerja, “Baik
anak-anak, sekarang mama perlu waktu sendiri. Kalau mama tidak diganggu,
akan lebih cepat selesai dan kita lebih cepat main bersama.”
2. "Kamu itu…"
Tanpa sadar orang dewasa sering memberi label, termasuk orangtua kepada
anaknya. Seperti, Calista si pintar, Tasya si tembem, Lia si pemalu,
Rico si nakal, dan sebagainya. Anak-anak percaya apapun yang mereka
dengar tanpa bertanya lagi.
Label negatif bisa mereka yakini dan
akhirnya menjadi kenyataan. Lia ‘si pemalu’ butuh waktu lama hingga ia
dewasa untuk menghapus keyakinan bahwa dirinya pemalu. Namun sebaliknya,
label netral ataupun positif juga menjadikan anak dan lingkungan
sekitar memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak tersebut. Bisa jadi
label ‘pintar’ membuat Calista merasa tertekan ketika tidak menjadi
rangking 1 di kelasnya.
Cara terbaik adalah mencoba menghindari
menggunakan kata sifat saat menghadapi ulah anak-anak. Misalnya, “Rico
‘kan tahu kalau bermain bersama tidak boleh memukul, nanti temannya
sedih dan tidak mau main sama kamu lagi.”
3."Jangan Nangis!"
Anak-anak mudah kecewa dan seringkali tidak tahu bagaimana
mengungkapkan perasaannya, dan semuanya bisa berujung dengan tangisan.
Ketika Mama melarangnya menangis tidak berarti mereka akan merasa lebih
baik, tapi juga membuat mereka tidak memahami emosi dengan benar.
Pengertian mereka sedih, kecewa, takut bukanlah hal baik.
Daripada melarangnya, Anda bisa bicara kepadanya dengan memastikan bahwa
Anda mengerti perasaannya. “Kamu pasti sedih ketika mainanmu rusak”
atau “Suara petir memang menakutkan. Kamu bisa tutup telinga dan peluk
Mama. Tidak lama lagi suaranya akan pergi ‘kok.”
4. "Kayak dia, dong."
Anda pikir dengan membandingkan, anak akan terpacu dan berubah.
Sebaliknya, memaksakan anak melakukan hal yang ia belum siap (atau tidak
disukai) seringkali menjadi bumerang. Selain anak justru cenderung
melawan permintaan Anda, anak bisa juga merasa rendah diri hingga
kehilangan jati dirinya, karena dia merasa dirinya tidak sesuai harapan
Anda.
Padahal Anda bermaksud baik yaitu mengusahakan anak Anda
memenuhi tahapan perkembangan. Tidak ada individu yang sama, begitupun
seorang anak. Mereka unik dan memiliki waktu masing-masing untuk
mencapai tahapan perkembangannya.
Bisa saja ia lambat di satu
bidang namun lebih cepat di bidang lain. Terkadang bisa lambat di semua
hal, namun akhirnya mencapai beberapa tahapan bersamaan. Daripada
membandingkan, berilah dia semangat dan penghargaan ketika berhasil
melakukan sesuatu.
No comments:
Post a Comment